Jumat, 01 Mei 2009

Joe Girard van Detroit

Joe Girard van Detroit
by Obor Motivasi


Kalau Muhamad Ali jago tinju dunia. siapakah jago jual
dunia? Kalau Anda belum pernah bekerja di bidang penjualan mobil, saya
tidak yakin Anda akan mengenalnya. Dia adalah Joe Girard, world-class
achiever di bidangnya. Saya ingin memperkenalkan kepada Anda sang
legendaris ini. Nama Joe Girard yang kini tercatat abadi sebagai World’s
Greatest Salesman menurut The Guinness Book of World Records. Latar
belakangnya yang miskin penuh derita membuat suksesnya lebih
bercahaya. Joe Girard adalah pahlawan wiraniaga terbesar yang bisa
disejajarkan dengan Rudy Hartono di bulu-tangkis, Karpov di catur,
atau Pele di sepakbola.

Joe Girard, yang tinggal di Detroit ini, selama 12 tahun berturut-
turut berhasil menjual puluhan ribu mobil –sendirian– dengan rata-
rata penjualan 6 kendaraan per hari. Penjualan ini ekivalen dengan
kinerja sebuah dealer mobil berukuran top di Indonesia dengan
dukungan karyawan 30-an orang.

Bulan Oktober 1992 dia datang ke Indonesia dan memukau ratusan
pendengarnya, yang membayar US$ 250.00 per orang, dalam seminar
setengah hari di Jakarta Hilton. Di sana ia menceritakan kiat-kiatnya
menjadi jago dunia.

Berikut adalah analisis saya tentang profil keberhasilan spektakuler
Joe Girard yang saya dengar dari ceramah itu, dan dilengkapi oleh
informasi dari beberapa buku tulisannya. Sekaligus saya ingin mencoba
mendeskripsikan profil seorang jago dunia secara umum.

1. Jago Dunia Memiliki Tekad Baja
Barangkali karakter Joe Girard yang paling menonjol adalah niat dan
tekadnya yang sangat kuat untuk berhasil. Anda dapat menerjemahkan
niat dan tekad ini sebagai ambisi suci, keinginan mulia, atau
kerinduan agung. Apa pun namanya, niat besar ini telah memberinya
semacam tenaga batin (inner power) yang luar biasa untuk meretas
belenggu-belenggu kegagalan dan keterbatasan, serta meraih sukses
dalam karirnya.

Untuk berhasil, apalagi sampai tingkat dunia seperti Joe Girard,
sejumlah hambatan dan rintangan seperti kemalasan, ketakutan, godaan,
keterbatasan pengetahuan, keterbatasan relasi, kurang fa-silitas,
kurang modal dan 1001 kekurangan lainnya harus diatasi.

Joe Girard sendiri tidak lulus SMP, dibesarkan di daerah kumuh oleh
seorang ayah mafia kelas teri, berkali-kali ditangkap polisi karena
mencuri dan kriminal lainnya. Latar belakangnya sungguh muram. Tetapi
tekadnya untuk berhasil lebih kuat daripada kelemahan yang
membelenggu dirinya. Hal itu pula yang memampukannya mengatasi
kelaparan, kehausan, kelelahan, tekanan, ejekan, pelecehan, salah
pengertian, bahkan tantangan dan ancaman.

2. Jago Dunia Digerakkan Oleh Visi
Joe Girard sangat fasih menuturkan apa yang dikehendakinya, seolah-
olah impiannya tersebut sudah ada, sudah terlihat, sudah nyata.
Kemampuannya menyentuh ikhwal imajiner ini bahkan sudah sampai ke
tahap emosional, artinya emosinya sudah mampu merangsang kehendaknya
atas hasil masa depan yang dirindukannya. Inilah yang secara praktis
saya sebut dengan visi atau sasaran agung, yakni kemampuan melihat
dan merasakan sesuatu pada ruang masa depan.

Apa manfaat praktis dari sebuah visi? Manfaat terbesar adalah
menyediakan arah, tuntunan, dan gairah hidup bagi sang visioner.
Dengan demikian, upaya dan kegiatannya menjadi efektif dan sekaligus
juga efisien. Di pihak lain, orang yang tidak punya visi gampang
teralihkan dan kemudian terombang-ambingkan. Ia tidak tahu apa yang
dikehendakinya. Kadang, meskipun tahu, tetapi tidak sejelas kristal,
dengan akibat tidak punya daya, powerless.

3. Jago Dunia Tekun dan Tabah
Ketekunan dan ketabahan adalah kemampuan menyelesaikan suatu
pekerjaan sampai tuntas, selesai dan berhasil, apa pun halangannya.
Lawan sifat ini adalah gampang menunda. Orang yang tidak tekun mudah
menyerah pada godaan sesaat –menyimpang dari rel visi– yang umumnya
dapat digolongkan pada tiga kategori: nafsu mata, nafsu perut, dan
nafsu libido.

Meskipun pemenuhan nafsu-nafsu di atas tidak salah, bahkan esensial
bagi eksistensi kehidupan kita, tetapi pemenuhan berlebihan
(indulgency) tidaklah menyehatkan pada tingkat psikologis. Pada taraf
tertentu, nafsu-nafsu itu perlu didisiplinkan dan ditahan. Secara
umum inilah tujuan paling praktis dari tradisi ber-puasa, berpantang,
bertarak, atau mutih.

Bertekun mengerjakan sesuatu memerlukan pengorbanan, dalam bentuknya
yang khusus, menolak pemenuhan ketiga nafsu di atas untuk sementara,
sampai tugas itu tuntas selesai. Menunda sebuah pekerjaan penting
demi acara tinju di TV misalnya, adalah contoh ketidaktekunan. Cita-
cita menjadi jago dunia pun tinggal ilusi.

Joe Girard memahami arti ketekunan ini. Dia melakoninya hingga
tuntas. Kisahnya memelihara ribuan file pelanggan dan mengirimkan
kepada masing-masing satu kartu khusus setiap bulan adalah salah satu
contoh ketekunannya. Menurut Joe Girard, tidak ada pelanggannya yang
berhenti membeli mobil darinya, kecuali mereka pindah dari Amerika
atau meninggal dunia. Juga, kisah bagaimana ia menelepon pelanggan
sehari penuh sampai malam, memenangkan penjualan yang sangat
dibutuhkannya ada-lah contoh ketabahannya. Dan ketekunan dan
ketabahannya membuahkan hasil.

4. Jago Dunia Selalu Berpikir Positif
Mental positif adalah sikap dasar dalam mendekati segala sesuatu
dengan positif. Sikap positif berakar pada sejumlah keyakinan yang
juga positif seperti: bekerja itu sehat; kejujuran adalah modal
dasar; tanpa komitmen tiada sukses; apa pun yang terjadi selalu ada
manfaatnya; kerjasama adalah kunci sukses; tahan menderita adalah
sehat; hari esok tak sama dengan hari kemarin; selalu ada cara yang
lebih baik dari cara sekarang; melayani berarti memimpin; memaafkan
itu menyehatkan jiwa; dan 1001 keyakin-an positif lainnya.

Joe Girard digelari sebagai The Positive Thinker No. 1 oleh Norman
Vincent Peale, pengarang buku laris sepanjang zaman The Power of
Positive Thinking. Dan gelar ini memang betul. Jika kita membaca buku
Joe Girard, maka semangat yang paling menonjol adalah pikiran
positif. Ia bahkan mampu mentransformasikan residu pengalaman
negatifnya dari masa lampau menjadi tenaga pendorong positif bagi
hidupnya di masa kini. Misalnya gelar sebagai “anak tidak becus” yang
diberikan ayahnya sambil memukuli dirinya ketika ia masih SD –yang
membekaskan luka dalam di hatinya– menjadi pemecut semangatnya untuk
membuktikan sebaliknya. Tiap kali ada tendensi ia membelok dari cita-
citanya, diingatkannya dirinya bahwa “anak tidak becus” akan menjadi
kenyataan.

5. Jago Dunia Selalu Bersemangat dan Antusias
Barangsiapa pernah melihat Joe Girard berbicara, maka dia pasti
setuju bahwa antusiasme superior adalah ciri khas tokoh kita ini. Ia
berlari, melompat, dan berteriak di panggung seminar. Suaranya
melengking, bergetar, atau membahana di mana perlu. Lain kali
suaranya mengecil dan berbisik sambil menangis. Ia berbicara dengan
hati dan emosinya. Baginya panggung seminar adalah panggung teater.
Ia bukan tipe seminaris yang membaca makalah dengan kering dan
membosankan.

Akan tetapi, di luar panggung pun, Joe Girard sungguh-sungguh
antusias. Ia menyapa orang-orang dengan hangat dan bersemangat. Bila
kita berbicara dengannya daya magnetik pribadinya sungguh-sungguh
memikat dan memukau. Kita merasa disemangati, diisi baterainya dan
dikuatkan. Tidak heran, calon-calon pembeli mobilnya begitu terpikat
dan membeli mobilnya dengan senang. Bahkan dikisahkannya, seorang
wartawan yang semula cuma berniat mewawancarainya, akhirnya membeli
mobil usai acara karena the power of enthusiasm ini.

6. Jago Dunia Pandai Dalam Relasi Antarmanusia
Bisnis berarti hubungan dengan banyak orang. Semakin maju bisnis
kita, semakin banyak kita harus berhubungan dengan orang lain. Konon
BCA dengan tabungan TAHAPAN yang terkenal itu saja harus melayani
sekitar 20 juta nasabah. Suatu jumlah yang lebih besar dari penduduk
Malaysia. Berarti BCA harus membina hubungan dengan nasabah sebanyak
itu. Dapat ditebak bahwa salah satu sukses BCA adalah kemampuan
mereka menangani manusia. Sebaliknya dapat dipastikan, problem nomor
satu pun adalah people relations juga.

Joe Girard menjual secara pribadi sekitar 1.500 mobil per tahun,
berarti ia harus menjumpai lebih banyak lagi calon pembeli. Sesudah
itu pelanggannya dipelihara melalui surat, telepon atau undangan
khusus. Hasilnya 80% penjualannya adalah repeat order, yaitu
penjualan berulang. Sulit dibayangkan bagaimana Joe Girard bisa
sukses tanpa human relations yang canggih.

Dari percakapan dengan Joe Girard, mendengar ceramahnya, dan membaca
bukunya, saya simpulkan bahwa prinsip utama human relations yang
diterapkannya adalah “menyukai orang lain secara sungguh-sungguh.”
Dalam bahasa lain dia berkata: to love my customers honestly,
genuinely, sincerely.

Motto Joe Girard: I Like You dengan logo apel merah, telah menjadi
identitas pribadinya. Ia mengucapkannnya, menerapkannya,
menghayatinya dan mengkristalkannya dalam bentuk lambang dan suvenir.
Tak heran Tom Peters memujinya dalam In Search of Excellence sampai
dua halaman. “Joe Girard seems to care genuinely,” komentar Tom
Peters mengakhiri analisisnya.

7. Jago Dunia Kreatif Otaknya
Menjadi jago dunia adalah dambaan banyak orang. Kita punya energi,
semangat, antusiasme, keterampilan, dan percaya diri. Itu baik dan
itu sangat perlu. Tetapi tanpa strategi dan taktik yang tepat semua
itu kurang berguna. Fakultas yang membimbing kualitas-kualitas di
atas menjadi jago dunia ialah kecerdasan.

Perpustakaan saya berisi lebih dari 3 lusin literatur kewiraniagaan,
tetapi jarang buku-buku tersebut menawarkan ide dan konsep baru. Buku-
buku Joe Girard (3 buah banyaknya) boleh dikatakan mengandung 85%
konsep-konsep standar kewiraniagaan dan 15% ide-ide baru.

Nah, di sini cerdasnya Joe Girard yang tidak lulus SMP itu. Dua di
antara ide-ide baru tersebut yang sangat orisinil adalah Hukum Girard
250 dan Sistem mailing 12 bulan.

Hukum Girard 250 berkata bahwa setiap wiraniaga mempunyai pelanggan
alamiah sebanyak 250 orang. Menurut Girard, dari temuannya di kantor
Dinas Pemakaman, rata-rata orang mati dilayat oleh 250 orang. Girard
menafsirkan, terdapat 250 orang yang sangat dekat secara emosional
dengan almarhum, sehingga sampai bersedia meluangkan waktu ke rumah
duka dan ke pemakaman. Nah, fenomena alamiah ini, membuat Girard
berpikir bahwa terdapat 250 orang juga yang karena kedekatan
emosionalnya, bersedia “berkorban” untuk seorang wiraniaga, mulai
dari diganggu telepon, didatangi, dijelasi brosur, dan akhirnya
membeli.

Maka Girard menetapkan bahwa sebagai langkah awal, dia harus bisa
mengumpulkan 250 orang prospek untuk dilayani, dipelihara, dan
dijuali. Dengan modal pelanggan sebanyak 250 orang ini, ekspansi
pelanggan selanjutnya menjadi mudah.

Sistem mailing 12 bulan adalah sistem pelayanan pelanggan dimana
semua pelanggannya –tanpa kecuali– pasti menerima 12 buah surat
dalam setahun dari Joe Girard sendiri. Yang menarik adalah bahwa
setiap bulan amplopnya berbeda baik warna maupun ukurannya. Bukan
cuma itu, ucapannya pun berbeda. Mulai dari Selamat Tahun Baru
(Januari), Selamat Hari Valentine (Februari), sampai Selamat Natal
(Desember). Dan salah satunya tentu: Selamat Ulang Tahun dari Joe
Girard. Konon surat bulanan Joe Girard selalu ditunggu-tunggu oleh
puluhan ribu pelanggannya.

8. Jago Dunia Menjunjung Tinggi Kejujuran
Joe Girard menyediakan satu pasal penuh dalam bukunya untuk membahas
aplikasi kejujuran dalam bisnis di bawah judul Honesty Is the Best
Policy. Barangsiapa beranggapan kejujuran tidak berguna dalam bisnis,
saya anjurkan membaca pasal ini.

Tesis Joe Girard adalah: kejujuran adalah landasan kepercayaan;
kepercayaan adalah basis hubungan baik; dan hubungan baik adalah
medium hubungan bisnis yang langgeng. “Jadi, jika ingin berbisnis
dengan langgeng, jujurlah kepada para pelanggan. Mereka akan respek,
percaya dan datang kembali,” tegas Joe Girard.

Memang terasa absurd berusaha melayani pelanggan agar terjadi
customer satisfaction, tetapi kemudian membohongi mereka. Ini ibarat
menuang nila semangkok ke dalam belanga susu yang kita jual. Bukan
laba yang kita peroleh melainkan mara.

9. Jago Dunia Jago Berkomunikasi
Temu muka dengan Joe Girard adalah pertemuan yang penuh semangat.
Tidak ada kepasifan. Ia senantiasa aktif: bertanya, menyapa, memuji,
mensugesti atau mendengar. Akibatnya kita ikut terbawa aktif. Ia
tidak hanya menggunakan mulutnya tetapi juga tubuh, mata, tangan dan
senyumnya. Pokoknya ia adalah seorang yang aktif-positif-dinamis
dalam berkomunikasi.

Dalam proses komunikasi ini, ia menghilangkan jarak dan rasa takut
antarmanusia. Sebaliknya tercipta suasana enak, segar dan
menyenangkan yang membuat kita menerima dia, menyenangi dia, meyakini
apa katanya, dan tentu akhirnya membeli mobilnya. Ia pandai sekali
mengkomunikasikan isi hatinya dan isi kepalanya dengan positif,
sehingga residu emosi negatif kita hilang digantikan dengan yang
positif.

10. Jago Dunia Selalu Bersikap Konsisten
Semua orang setuju bahwa pelaku bisnis itu harus ramah, baik,
melayani, menolong, memberi perhatian, menghormati dan berusaha
memuaskan pelanggannya. Namun, kata Tom Peters, “Kebanyakan kita
tidak sungguh-sungguh menerapkannya. Hanya mereka yang excellent –
jago dunia– yang menerapkannya secara sungguh-sungguh, tuntas, dan
konsisten.”

Joe Girard menerapkan kiatnya, ilmu dan falsafah bisnisnya dengan
konsisten. Hasilnya adalah kemajuan dan pertumbuhan. Jika akhirnya ia
terkenal ke seluruh dunia, kaya dan populer, hal itu merupakan buah
yang wajar dari konsistensi perilakunya. Konsistensi adalah akar
keberhasilan sejati.

Merenungkan kisah Joe Girard, kita dapat menarik sebuah kesimpulan:
bahwa menjadi world-class achiever tidaklah mudah. Tanpa kemampuan
dan keahlian, khususnya tanpa motivasi superior dan stamina ekstra,
seseorang tidak mungkin menjadi achiever besar. Maka pertanyaan
penting adalah, dari manakah sang achiever memperoleh motivasinya
sehingga ia dapat bertahan dalam arena kompetitif itu?

Pasti tidak dari sekadar uang saja meskipun dunia para achiever
berkelimpahan dengan uang. Lagipula sudah diketahui bahwa motivasi
uang selalu berbentuk kurva lonceng (bell shaped curve), maksudnya
uang memang memotivasi orang, tetapi sesudah uang tersebut diperoleh,
tingkat motivasinya akan turun dan melandai; mendaki mencapai puncak
kurva lonceng lalu menurun menuju dasar kurva.

Studi saya menyimpulkan bahwa motivasi ekstra seorang achiever
ternyata selalu berasal dari ruang moral-spiritual. Dari ruang inilah
dapat digali pelbagai macam motivasi super, seperti demi negara, demi
bangsa, demi kekasih hati, demi keindahan, demi perdamaian, demi
demokrasi, demi kemajuan peradaban, demi nama keluarga, demi
pengembangan diri menuju puncak kesem-purnaan, dan sebagainya.

Intinya, motivasi agung ini berasalah dari sebuah falsafah yang ideal
dan keyakinan kuat bahwa pencapaian itu adalah baik, benar, dan
mulia. Motivasi super inilah yang mampu mendukung stamina jangka
panjang, terbangkitkan oleh energi psiko-emosional, seperti kekuatan
kekuatan cinta, kekuatan harapan, dan kekuatan impian.

Dalam dunia modern dimana kompetisi antarmanusia, antar-organisasi,
dan antarbangsa telah menjadi norma, maka high achievement di segala
bidang menjadi tiket masuk ke arena pertandingan. Tanpa itu kita cuma
jadi penonton. Dan sebagai penonton, kita harus selalu membayar. Dan
hebatnya, tidak ada calo yang menjual catutan. Artinya setiap orang
harus mengambil tanggung jawab untuk mengembangkan dirinya. Sejalan
dengan itu, setiap perusahaan, setiap partai politik, setiap negara
atau organisasi apa pun harus mengambil tanggung jawab serupa.

Sumber: Joe Girard van Detroit oleh Jansen H Sinamo, Direktur Jansen
Sinamo WorkEthos Training Center. Dari milis resonansi

Cerita Sukses : Dua Orang Sahabat

Cerita Sukses: Dua Orang Sahabat
by Rahmat Mr. Power

Cerita sukses kali ini menceritakan dua orang sahabat yang sudah lama berpisah. Sekitar 5 tahun mereka berpisah karena tuntutan karir masing-masing yang berbeda. Setelah 5 tahun berpisah, dua orang sahabat ini bertemu di sebuah rumah makan tanpa sengaja. Rumah makan ini memang rumah makan favorite mereka.

“Hai Joko, apa kabar?” kata Toni dengan wajah berbinar karena bertemu dengan sahabat lamanya. Kontan saja, Joko tesentak kaget karena tiba-tiba sahabatnya ada di depan mata.

“Alhamdulillah baik. Bagaimana dengan kamu? Terlihat makin sukses saja nich.” kata Toni.

“Alhamdulillah, kabar saya baik, juga dengan karir saya.” jawab Joko tak lepas dari senyum gembira.

“Kamu bekerja dimana?” tanya Toni.

“Saya bekerja di PT Bambu Kuning.” jawab Joko sambil tersenyum. Rupanya, Joko memang murah senyum.

Mendengar jawaban Joko, Toni sangat kaget campur kagum, “Hebat kamu… bisa diterima di PT Bambu Kuning. Gede donk gajinya?”

“Alhamdulillah sudah rezeki saya mungkin. Bagaimana dengan kamu?” Joko balik bertanya.

“Alhamdulillah, saya juga mendapatkan pekerjaan yang saya sukai. Namun tidak sebagus di Bambu Kuning. Mungkin nasib saya tidak masuk bekerja disana.” jelas Toni.

“Sebenarnya, kamu memiliki peluang besar untuk bekerja di Bambu Kuning. Seharusnya waktu itu kamu mencobanya.” jelas Joko. “Sebab, Bambu Kuning sebenarnya mencari orang dengan kualifikasi seperti kamu. Saya coba mencari kamu untuk memberitahu, tapi sayangnya kamu menghilang entah kemana.”

“Oh ya?” Toni tersentak kaget. “Apa saya bakal diterima disana?”

“Insya Allah… karena sudah lama Bambu Kuning mencari orang dengan kualifikasi yang kamu miliki. Plus rekomendasi dari saya kamu bakalan diterima. Bahkan, waktu itu, bos memarahi saya. Saya janji akan bawa kamu, tetapi gagal karena kamu menghilang.” jelas Joko.

Toni terdiam. Sebenarnya, Toni memiliki mimpi untuk bekerja di PT Bambu Kuning. Hanya saja, Toni tidak pernah mencoba sekali pun melamar ke perusahaan tersebut. Kini dia terhenyak. Bagaimana tidak… dia melewatkan kesempatan bekerja di tempat idamannya hanya karena dia tidak mau mencoba. Mata Toni mulai berkaca-kaca…

“Sebenarnya… saya ingin bekerja di Bambu Kuning. Hanya saja, saya merasa saya tidak pantas bekerja disana. Itu perusahaan elit, waktu itu saya berpikir kalau saya tidak akan diterima disana.” Jelas Toni agak terbata-bata.

“Lho koq?” Joko balik kaget. “Ton, kamu tau apa yang di pikiran saya? Saya selalu iri dengan kehebatan kamu dan kepandaian kamu. Saya pikir kamu lebih hebat dari saya. Kamu sendiri tau, kalau saya banyak belajar dari kamu. Kamu itu hebat, setidaknya lebih hebat dari saya.”

Toni hanya terdiam.. dia menyesal karena hanya karena tidak percaya diri, dia melewatkan peluang yang selama ini dia idam-idamkan.

“Sudahlah Ton… Lagi pula… kamu sudah bekerja di tempat yang kamu sukai.” kata Joko menghibur.

“Iya juga…” kata Toni sambil tersenyum. Senyum yang dipaksakan.

Haji Sumarno (Petani Berdasi), Nelayan yang Jadi Milyuner

Oleh: Chandra Muas
Ia memulai usahanya dengan perahu tradisional yang mengandalkan tenaga dayung dan layar. Berkat rajin menabung dan jauh dari hidup hura-hura, ia bisa membeli mesintempel. Kini ia telah memiliki 6 kapal besar, galangan kapal, pabrik es dan Bank Perkreditan Rakyat yang akan segera berdiri di Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tempat tinggal nya selama ini. Dengan sekian sektor usaha yang dimilikimya itu, diperkirakan dlm sebulan ia bisa berpenghasilan sekitar 3 milyar rupiah. Padahal Haji Sumarno (32 tahun) cuma jebolan kelas 3 SD, yang hingga kini pun tetap hidup dengan kesederhanaannya.Sumarno lahir di desa Bendar, kampung nelayan di pinggiran kota Juwana,Kabupaten Pati, Jawa Tengah, 18 September 1969. Ia anak ke lima dari enam orang bersaudara, pasangan keluarga, H Suli (61 tahun) dan Hj.Sasmini (58 tahun). Orangtuanya benar-benar nelayan tulen yang mengandalkan hidup dari menangkap ikan di laut. Saat duduk di kelas tiga SD tahun 1979, Sumarno tidak berminat lagi untuk melanjutkan sekolah karena terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Saat itu, anak-anak sebayanya banyak yang putus sekolah dan langsung terjun ke laut membantu orang tua menangkap ikan. Demikian halnya dengan Sumarno. “Saya kasihan sama ayah. Demi anak-anaknya, beliau harus terkatung-katung di atas perahu kecil di tengah lautan seorang diri. Siang,malam bahkan di bawah terik matahari dan hujan badai yang maha dahsyat,” kata Sumarno memulai obrolannya dengan KARTINI.“Cuma, waktu itu saya punya target. Saya korbankan diri berhenti sekolah,tapi, saya harus menjadi orang yang berhasil di laut,” tambah Sumarno.Target pertama, ia harus bisa membeli mesin tempel untuk perahu tradisional milik ayahnya.

BELAJAR DARI AYAHNYA
Waktu itu, ayahnya punya sebuah perahu tradisional kecil ukuran panjang 5 meter, lebar 2 meter dan tinggi 80 Cm. Perahu ini mengandalkan dayung sebagai tenaga penggerak, jika ada angin mereka memakai kain sebagai layar. Tidak jarang, kain sarung yang mereka kenakan, kerap digunakan pulasebagai layar untuk mempercepat lajunya perahu. Dengan perahu tradisional itulah Sumarno memulai segalanya, bersama sang ayah yang dianggap sebagai gurunya di dunia nelayan. Ayahnya mengajarinya segala hal tentang pekerjaan nelayan. Mulai dari mendayung perahu, menebar jaring di laut, mengangkat jaring, memilah ikan, mengemudikan perahu, hingga menjualnya di lokasi pelelangan ikan dan pasar. Tidak hanya itu, ilmu”membaca” karakter alam pun ia peroleh dari ayahnya. Misalnya tanda-tanda hujan atau badai akan tiba, membaca letak posisi bintang dengan arah yang dituju di tengah malam yang gelap dan pekat pun, dikuasai Sumarno lewat ayahnya. “Pokoknya ayah saya adalah guru bagi saya dalam segala hal. Beliau telah memberikan motivasi yang tidak ternilai bagi saya,” kata Sumarno. Saatnya melaut, bisa dimulai pagi hari, bisa juga petang hari, tergantung cuaca dan musim. Jika berangkat pagi, pulangnya sore. Begitu pula sebaliknya, bila berangkat sore, mereka akan kembali pagi dengan membawa hasil tangkapannya. Sebelum berangkat, tentu saja berbagai bekal di laut disiapkan dari rumah. Diantaranya nasi bungkus, air minum dan kue-kue kecil. Tidak jarang, ikan hasil tangkapan pun bisa mereka panggang di atas lampu petromak yang selalu mereka bawa bila menangkap ikan malam hari. Begitu sampai di darat, hasil tangkapan langsung mereka lelang di TPI (Tempat Pelelangan Ikan), tidak jauh dari rumahnya. Dari hasil penjualan itu,Sumarno diberi ayahnya antara 4 - 5 ribu rupiah. “Uang itu langsung saya tabung dalam celengan bambu yang selalu saya titipkan di kamar Ibu. Tidak sepeser pun saya ambil, karena saya tidak merokok, tidak jajan dan tidak pergi ke mana-mana. Untuk makan, nebeng dengan orangtua. Jadi pendapatan saya utuh setiap hari,” kata Sumarno.Bertahun-tahun hal itu ia lakukan. Bila celengannya penuh, ia bikin lagi celengan baru. Yang lama tetap ia simpan di lemari ibunya. Dengan uang tabungannya itu, Sumarno akhirnya berhasil membeli sebuah mesin tempel merek Robin, dengan bahan bakar bensin.Dengan mesin ini jelajah tangkapan ikannya makin jauh dan penghasilan Sumarno bersama ayahnya pun kian meningkat. Otomatis tabungan pribadinya pun kian meningkat. Dua tahun kemudian, Sumarno berhasil membeli sebuah perahu tradisional lengkap dengan mesin tempel merek Kubota bertenaga 3,5 PK, seharga Rp 2.100.000. Sejak itu Sumarno mulai mandiri dan punya dua orang anak buah. Hasilnya ia bisa menabung 20 hingga 25 ribu rupiah sehari dan bisa pula memberi ibunya uang sekitar 5 - 10 ribu rupiah per hari.

MENIKAH
Tahun 1986, Sumarno berhasil mengganti perahunya dengan perahu yang lebih besar dengan ukuran mesin 8,5 PK. Setahun kemudian, ia berhasil pula membeli sebuah sepeda motor baru. Saat itulah, untuk pertamakalinya diakui Sumarno, ia mengenal wanita, yakni Endang Suharmiati (27 tahun), yang kemudian dipersuntingnya tahun 1989 dan kini telah melahirkan dua orang anak, Anton Subur Santoso (11 tahun) serta Muhammad Ahfas (1,5 tahun). Setahun setelah menikah, sepeda motor dan perahu bermesin tempelnya ia jual. Kemudian ia membelikan sebuah kapal kecil dengan panjang 10 meter lebar 4 meter dan tinggi 1,5 meter dengan tenaga 22 PK, seharga 6,5 juta rupiah. Kapal itu langsung dinahkodai Sumarno dengan jarak tempuh lebih jauh dan hasil tangkapan lebih banyak. Pulang seminggu sekali, bersama beberapa orang anak buahnya, dengan penghasilan bersih sekitar 500 ribu rupiah per minggu. Sejak itu, tiap tahun ia berhasil membeli sebuah perahu bermesin tempel yang dijalankan orang lain dengan sistem bagi hasil.Tahun 1995, kapal dan lima perahunya ia jual, kemudian ia belikan sebuah kapal yang lebih besar, bermesin 6 silinder, seharga 47 juta rupiah. Kian tahun, jumlah kapal Sumarno kian banyak, hingga tahun 1998, setelah ia putuskan tidak melaut lagi, ia sudah memiliki 6 buah kapal besar dengan jumlah ABK (anak buah kapal) masing-masing sekitar 50 orang. Harga kapalnya pun tidak tanggung-tanggung, dari harga 350 juta rupiah, hingga 1 milyar rupiah. Berdasarkan pengalaman membeli kapal baru di sebuah galangan kapal di Rembang tahun 1998, dengan pinjaman kredit dari sebuah bank swasta di Pati, Sumarno terinspirasi untuk membuat sebuah galangan kapal di lahan milik orangtuanya yang menghadap langsung ke Pantai Juwana. “Saya rekrut beberapa ahli pembuat kapal dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Diantaranya dari Rembang, Pati, Tegal dan Pekalongan. Mereka ini adalah para ahli kapal kayu tradisional dari daerahnya masing-masing,” kata Sumarno. Ilmu yang mereka miliki dipadukan di Galangan Kapal UD. Anton Jaya milik Sumarno, sehingga galangan tersebut dapat menghasilkan kapal kayu berkualitas. Hingga pertengahan 2001, menurut Sumarno, tidak kurang dari 45 kapal dari berbagai ukuran, mulai dari berkuran panjang 10 meter hingga 100 meter dengan muatan ratusan ton, telah dibuat di galangannya. Selain ada pesanan nelayan lokal, tidak sedikit pula yang dibawa ke Kalimantan dan Sumatera. Terakhir, yang sedang dikerjakan, adalah tiga buah kapal ukuran sedang pesanan Gubernur Jawa Tengah, Mardianto, yang dipersiapkan untuk peningkatan kesejahteraan nelayan di beberapa wilayah Jawa Tengah nantinya, dengan harga 1 milyar lebih. “Insya Allah, yang satunya akan selesai pertengahan Oktober ini. Sisanya menyusul bulan berikut,” kata Sumarno.

JADI MILYUNER
Hampir empat tahun Sumarno tidak terjun ke laut. Seluruh urusan kapal dan hasil tangkapannya ia jalankan dari darat dengan menaruh orang-orang kepercayaan di setiap kapalnya. Seluruh keluarga terdekatnya, ia percayakan di masing-masing kapal tersebut. Mulai dari kakak tertuanya, Rasiman, Haji Arif, Sutari dan adik bungsunya Sutopo, menjadi nahkoda di masing -masing kapal tersebut, dibantu beberapa keponakannya sebagai asisten nahkoda. “Sisanya, masyarakat sekitar sini bekerja di kapal saya.Alhamdulillah, saya bisa membantu kehidupan nelayan sekitar sini,” kata Sumarno. Sedang untuk pembukuan dan keuangan, Sumarno merekrut dua orang keponakannya, jebolan akademi keuangan Semarang, Yuni dan Prapti. “Seluruhnya saya percayakan kepada mereka-mereka itu. Bagi saya, kepercayaan adalah segala-galanya. Sekali mereka tidak jujur, bagi saya tidak ada kesempatan kedua untuk kembali memperoleh kepercayaan yang sama. Hingga saat ini, walau sebenarnya saya awam soal pembukuan secara modern, tapi, Alhamdulillah, saya bisa menghitung secara alamiah, sesuai nalar yang saya miliki,” kata Marno.Hasilnya, dari bulan ke bulan, jumlah uang Sumarno di bank kian meningkat. Menurut perkiraan seseorang yang dekat dengannya, penghasilan Sumarno per hari, tidak kurang dari seratus juta rupiah. “Kalau sebulan, anda bisa kalikan, sekitar tiga milyar,” kata orang tersebut.Perkiraan itu, agaknya masuk akal. Selain kini Sumarno telah duduk sebagai Direktu Utama PT. Tirta Mina Lestari, pabrik es terbesar di Kabupaten Pati, sebuah Bank Perkreditan Rakyat miliknya pun akan segera berdiri, di kota Juwana, bernama Mina Lana. “Alhamdulillah, tinggal menunggu saat yang tepat untuk peresmiannya,” kata lelaki berkulit hitam itu.Dengan sekian sektor usaha yang dimiliki, Sumarno kini mempekerjakan sekitar 400 karyawan dan 15 orang sarjana dari berbagai disiplin ilmu untuk memperlancar perputaran roda usaha yang dia miliki. Sedang Sumarno sendiri, karena seluruh mekanisme yang ada telah berjalan sesuai aturannya masing-masing, kini tinggal mengawasi seluruh sektor usahanya, secara umum, lewat kantor utama di samping rumahnya yang terbilang megah di tengah perkampungan nelayan desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati Jawa Tengah.Kini, untuk bepergian, Sumarno punya sebuah mobil Opel Blazer tahun terbaru. Untuk berkomunikasi, ia punya beberapa telepon genggam mutakhir sebagai alat komunikasi kaum eksekutif saat ini. Cuma, terus terang diakui, hingga saat ini ia tidak pandai memakai dasi. “Sungguh Mas, saya tidak bisa pasang dasi. Begitu juga istri saya. Kami ini orang kampung yang bodoh,” katanya merendah. Karena itu, bila menghadiri acara penting di Semarang atau kota lain bersama kaum eksekutif lainnya, Sumarno Cuma mengenakan kemeja batik atau jas tanpa dasi. Sedang dalam keseharian, Marno tampil sangat bersahaja, mengenakan sandal kulit dan sepeda motor untuk jarak dekat. Opel Blazer ia keluarkan bila akan bepergian agak jauh atau mengajak anak istrinya berkeliling kota Juwana, Pati atau ke Semarang dan sebagainya.

INGIN ANAK SEKOLAH KE LUAR NEGERI
Terus terang, saya ini orang bodoh, Mas. Hanya berkat tangan Tuhan-lah makanya saya sedikit berbeda dari orang lain. Kalau Tuhan tidak berkenan,mungkin hingga saat ini saya masih berhujan berpanas di tengah laut untuk enghidupi anak istri,” katanya. Untuk itu, diakui Marno, ia merasa ngeri dan berat bila memandang ke belakang tentang perjuangannya menggapai cita-cita. “Bayangkan, saya pernah nyaris dijemput maut ketika dapat musibah di laut. Saya terpelanting dari perahu tatkala perahu saya dihantam ombak.” Berjam-jam lamanya Sumarno terkatung-katung di air, hingga kemudian diselamatkan nelayan lain. Tidak hanya itu, ketika ia mencapai target hendak membeli sebuah perahu bermesin, ia harus turun ke laut selama 50 hari berturut-turut, tanpa henti. Satu hal yang disyukuri Sumarno atas “kebodohannya”, ia tidak kenal hingar bingar dunia hiburan, bioskop, diskotik, judi, wanita, minuman keras dan sebagainya. “Alhamdulillah, saya mensyukuri itu,” katanya berulang-ulang. Menyangkut pahitnya perjuangan hidup, Sumarno tidak ingin anaknya kelak harus berjuang keras melalui penderitaan pahit seperti dia.“Alhamdulillah, kini saya ada uang. Jika anak saya mau, lulus SMP nanti, saya ingin ia sekolah ke luar negeri sampai meraih gelar sarjana di sana. Terserah dia mau pilih sekolah apa dan di negara mana pun, akan saya dukung. Ini bukan sombong, tetapi memang keinginan saya yang luhur, ingin anak saya maju sebagai pelanjut usaha ini nantinya,” kata Marno.

Rahasia Sukses Andre Agassi

Rahasia Sukses Adre Agassi
by Rahmat Mr. Power

Adalah menarik untuk meneliti apa yang menyebabkan keberhasilan seseorang untuk kita ambil pelajarannya. Sebagai contoh, saat ini kita akan melihat apa yang menjadi rahasia sukses Andre Agassi sehingga menjadi salah seorang legenda petenis internasional. Yang menarik adalah, ternyata rahasianya BUKAN HANYA teknik dan strategi bermain saja. Apa itu?

Betul, kita pasti sudah mengetahui bahwa Andre Agassi memiliki permainan yang sangat jago. Tetapi, yang lebih penting dari teknik dan strategi yang dia miliki adlah pola pikirnya. Rahasia suksesnya berada pada pola pikir yang benar. Pola pikir yang benar adalah rahasia sukses untuk segala bidang, bukan hanya untuk pemain tenis saja.

Andre Agassi membina pola pikirnya dengan suatu visualisasi. Dia berkata bahwa ia menang di Wimbledon ribuan kali karena merasa berumur sepuluh tahun di pikirannya. Visualisasi yang konsisten dan cerah terhadap kemenangan menghasilkan kepastian internal yang mendukungnya di musim panas 1992.

Jadi ada dua visualisasi yang membuat dia sukses:

* Dia merasa 10 tahun, artinya apa? Dengan merasa muda dia akan memiliki energi yang luar biasa. Yang kedua dengan merasa muda dia akan merasa bahwa saat dia bermain itu hanya sebuah permainan untuk kesenangan saja, artinya dia tidak memiliki beban. Tidak takut kalah dan bebas dari rasa khawatir.
* Dia memvisualisasikan kemenangan secara konsisten. Ini akan membentuk suatu pola sukses dalam pikirannya. Dengan visualisasi seperti ini ada berbagai manfaat yang dia raih, yang pertama adalah mengaktifkan hukum Daya Tarik (Law of Attraction) dan yang kedua membentuk suatu mekanisme yang disebut Mekanisme sukses Otomatis.
(Law of Attraction dan Mekanisme sukses Otomatis lebih jauh saya bahas dalam ebook saya Beautiful Mind).

Intinya keberhasilan Andre Agassi adalah bermula dari pikiran. Jika kita ingin mengubah dunia kita, langkah pertama yang harus kita lakukan ialah dengan mengubah pikiran kita terlebih dahulu. Mungkin kita tidak pernah merasa bahwa pikiran kita bermasalah, tetapi lihat diri Anda saat ini, itulah hasil pikiran Anda. Jika Anda ingin lebih baik lagi, maka tingkatkan pola pikir sukses yang ada di pikiran Anda.

Fed Douglas Terlahir Sebagai Budak

Fed Douglas Terlahir sebagai Budak
by Obor Motivasi


Fred Douglas benar-benar memulai hidupnya tanpa apa-apa. Bahkan ia tidak
memiliki dirinya sendiri ketika masih dalam kandungan ibunya. Sebagai anak
budak belian, ia sudah dijadikan jaminan untuk melunasi hutang majikan orang
tuanya. Ia jarang bertemu ibunya kecuali pada malam hari dimana ibunya harus
berjalan sejauh dua belas kilometer hanya untuk bertemu anaknya selama satu
jam.

Ia tidak mempunyai kesempatan belajar, karena pada jaman itu, para budak
belian tidak diperbolehkan belajar menulis dan membaca. Namun, tanpa
diketahui siapa pun, ia belajar membaca dan menulis. Dalam waktu singkat, ia
sudah membuat malu teman-temannya yang berkulit putih dalam hal pelajaran.

Pada usia 21 tahun, ia melarikan diri dari perbudakan dan bekerja sebagai
seorang pesuruh di New York dan New Bedford. Di Nantucket, ia berpidato,
mendesak dihapuskannya perbudakan. Kesan yang ditimbulkannya sedemikian baik
sehingga ia diangkat menjadi agen Lembaga Anti Perbudakan di Massachussetts.

Sementara ia berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk
memberikan ceramah, ia tetap belajar. Ia kemudian dikirim ke Eropa untuk
berpidato dan menjalin persahabatan dengan beberapa orang Inggris yang
kemudian memberinya 750 dolar untuk menebus kebebasannya sebagai seorang
budak. Ia menerbitkan surat kabar di Rochester dan kelak memimpin New Era di
Washington. Bertahun-tahun lamanya ia menjadi kepala District of Columbia
dan bisa menandingi setiap orang kulit putih mana pun.

Apakah keadaan Anda lebih buruk dari Fred Douglas pada waktu dilahirkan? (adapted from Orion Sweet Marden)