Sabtu, 01 Agustus 2009

Nyeri Kepala karena Ketegangan Otot/stres/Depresi

NYERI KEPALA KARENA KETEGANGAN OTOT
Dr. Yuda Turana, SpS

Pasti pernah anda merasakan nyeri kepala seperti pegal di daerah tengkuk setelah bekerja di depan komputer atau menyetir terlalu lama? Hal tersebut disebabkan oleh ketegangan otot -otot sekitar kepala dan disebut sebagai nyeri kepala tipe tegang. Pada tulisan ini dicoba dibahas lebih jauh mengenai hal tersebut.

Sakit kepala merupakan keluhan utama yang sering disajikan kepada dokter. Sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan - bangunan di wilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bukan hanya masalah fisik semata sebagai sebab nyeri kepala tersebut namun masalah psikis juga sebagai sebab dominan.
Diketahui bahwa orang - orang yang cenderung sakit kepala mempunyai kepribadian yang tidak banyak berbeda. Mereka rata - rata tergolong dalam kelompok yang mempunyai perasaan kurang mantap, selalu sangsi akan kemampuan diri sendiri dan mudah menjadi gentar dan tegang. Karena watak itu, mereka mencerminkan sikap hidup yang serba kaku, sangat berhati - hati, cermat sekali serta menginginkan segala - galanya serba sempurna dan juga cenderung untuk mendendam. Pada akhirnya, terjadi peningkatan tekanan jiwa dan penurunan tenaga. Pada saat itulah mereka terganggu dan ketidakpuasan membangkitkan reaksi afektif pada otot - otot kepala, leher, bahu, serta vaskularisasi kepala sehingga timbul sakit kepala. Jenis sakit kepala inilah yang disebut nyeri kepala tipe tegang .
Terdapat beberapa faktor pencetus nyeri kepala tipe tegang seperti misalnya :
Peristiwa stres tertentu, depresi dan kecemasan, kurang tidur atau perubahan pola tidur rutin, tidak makan, postur tubuh yang salah, bekerja dalam posisi yang tidak enak, kurangnya aktifitas fisik, kegiatan fisik yang intens, termasuk aktifitas seksual, perubahan hormonal yang berhubungan dengan menstruasi, kehamilan, atau penggunaan hormon, obat - obatan yang digunakan untuk kondisi lain, seperti depresi atau tekanan darah tinggi, penggunaan obat untuk sakit kepala yang berlebihan
Beberapa orang melaporkan adanya stres atau rasa lapar sebelum sakit kepalanya muncul.


Kontraksi dan ketegangan otot
Salah satu teori yang paling populer dalam penyebab nyeri kepala ini adalah kontraksi otot wajah, leher, dan bahu. Penelitian mengatakan bahwa para penderita nyeri kepala ini mungkin mempunyai ketegangan otot wajah dan kepala yang lebih besar daripada orang lain yang menyebabkan mereka lebih mudah terserang sakit kepala setelah adanya kontraksi otot. Ada juga yang mengatakan bahwa pasien dengan sakit kepala kronis bisa sangat sensitif terhadap nyeri secara umum atau terjadi peningkatan nyeri terhadap kontraksi otot.
Sebuah teori mengatakan ketegangan atau stres yang menghasilkan kontraksi otot di sekitar tulang tengkorak menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah. Aliran darah berkurang sehingga oksigen terhambat dan hasil metabolisme menumpuk, mengakibatkan nyeri.

Perubahan kimia
Para peneliti sekarang mulai percaya bahwa nyeri kepala ini bisa timbul akibat perubahan dari zat kimia tertentu di otak - serotonin, endorphin, dan beberapa zat kimia lain - yang membantu dalam komunikasi saraf. Ini serupa dengan perubahan biokimia yang berhubungan dengan migren. Meskipun mengapa zat - zat kimia ini berfluktuasi tidak diketahui, ada anggapan bahwa proses ini mengaktifkan jalur nyeri terhadap otak dan mengganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri. Pada satu sisi, ketegangan otot di leher dan kulit kepala bisa menyebabkan sakit kepala pada orang dengan gangguan zat kimia. Di sisi lain, ketegangan otot bisa merupakan hasil dari perubahan zat kimia ini.
Karena nyeri kepala tipe ini dan migren melibatkan perubahan yang mirip pada otak, beberapa peneliti percaya bahwa kedua tipe sakit kepala ini berhubungan. Beberapa ahli berspekulasi bahwa migren mungkin bisa berasal dari tension headache yang berulang. Migren bisa dibedakan saat nyeri yang terasa menjadi sangat hebat. Ada juga yang beranggapan migren yang ringan adalah suatu jenis tension headache.

Gambaran Klinis dan Diagnosis
Untuk diagnosis yang tepat, pasien harus menjelaskan durasi dan frekuensi dari sakit kepala, adanya perubahan karakter dalam beberapa waktu belakangan, lokasi, jenis, intensitas nyeri, gejala lain yang berhubungan, dan tindakan yang dilakukan saat sakit kepala muncul.
Pasien disuruh mengingat apa yang kira - kira menyebabkan sakit kepala muncul dan apa yang dapat memperbaiki gejala. Menanyakan tentang obat - obat yang sedang atau telah didapat juga penting untuk mengetahui adanya sakit kepala yang berasal dari penggunaan obat berlebihan atau migren yang bertransformasi.
Harus ditanyakan pula hal - hal yang mungkin berhubungan dengan sakit kepala, misalnya sakit kronik dan pengobatannya, riwayat trauma, perubahan pola makan, obat - obat yang sedang dikonsumsi atau adanya penghentian obat, riwayat penyalahgunaan obat, kafein, atau alkohol, adanya stres, depresi, dan kecemasan. Riwayat penyakit dalam keluarga juga penting untuk diketahui.
Sifat sakit bervariasi antara pegal kencang dan nyeri pegal. Perasaan itu dapat dirasakan pada salah satu sisi saja atau di seluruh kepala. Nyeri pegal atau perasaan tidak enak itu dapat dirasakan sebagai berdenyut atau kencang mengikat kepala atau nyeri pegal sepanjang kondilus oksipitalis dan tepi orbitalis sesisi atau kedua sisi. Intensitasnya bervariasi dari ringan sampai sedang. Beratnya penyakit bervariasi dari satu orang ke orang lain dan dari satu serangan ke serangan lain.
Nyeri kepala tipe ini dapat berlangsung selama 30 menit sampai 1 minggu penuh. Sakit bisa dirasakan kadang - kadang atau terus menerus. Bila sakit kepala mencapai 15 hari atau lebih dalam sebulan selama beberapa bulan, maka kelompok ini digolongkan kronik.
Beberapa orang dengan nyeri kepala tipe tegang mengalami ketidaknyamanan di daerah rahang. Bisa juga ditemukan ketegangan pada kulit kepala, leher, otot bahu, kesulitan tidur, kelelahan, iritabel, kehilangan napsu makan, dan kesulitan berkonsentrasi. Berbeda dengan migren, nyeri kepala jenis ini biasanya tidak berhubungan dengan gangguan penglihatan ( titik - titik gelap atau kilasan cahaya), mual, muntah, sakit perut, kelemahan atau rasa baal pada satu sisi tubuh, atau gangguan pembicaraan. Pada migren, kegiatan fisik dapat memperburuk sakit kepala, sedangkan pada tension headache tidak. Sedikit orang dengan tension headache mengalami peningkatan sensitifitas terhadap cahaya atau suara, tetapi ini bukanlah gejala yang umum.
Biasanya dokter akan memeriksa kepala dan leher dan melakukan pemeriksaan neurologis yang meliputi kekuatan motorik, refleks, korrdinasi, dan sensasi. Pemeriksaan mata dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan tekanan pada bola mata yang bisa menyebabkan sakit kepala. Dokter mungkin memeriksa daya ingat jangka pendek dan fungsi mental pasien dengan menanyakan beberapa pertanyaan.
Bila dokter menemukan adanya kelainan saraf pada pemeriksaan fisik ataupun adanya nyeri kepala yang progresif memberat biasanya akan dilakukan pemeriksaan penunjang yang berupa pencitraan otak seperti CT scan atau MRI.

Bagaimana pengobatannya?
Nyeri kepala tipe tegang biasanya mudah diobati sendiri. Dengan pengobatan, relaksasi, perubahan pola hidup, dan terapi lain, lebih dari 90% pasien sembuh dengan baik.

Saat nyeri timbul dapat diberikan beberapa obat untuk menghentikan atau mengurangi sakit yang dirasakan saat serangan muncul. Penghilang sakit yang sering digunakan adalah: acetaminophen dan NSAID seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, dan ketoprofen
Acetaminophen efektif untuk sakit kepala sedang sampai berat dalam dosis tinggi. Efek samping acetaminophen lebih jarang ditemukan, tetapi penggunaan dalam dosis besar untuk waktu yang lama bias menyebabkan kerusakan hati yang berat. NSAID efektif dalam dosis yang lebih rendah. Efek samping yang ditemukan antara lain mual, diare atau konstipasi, sakit perut, perdarahan dan ulkus.
Pengobatan kombinasi antara acetaminophen atau aspirin dengan kafein atau obat sedatif biasa digunakan bersamaan. Cara ini lebih efektif untuk menghilangkan sakitnya, tetapi jangan digunakan lebih dari 2 hari dalam seminggu dan penggunaannya harus diawasi oleh dokter.

Tidak banyak terapi yang terbukti dapat mengobati atau mencegah terjadinya tension headache kronik. Saat ini, yang digunakan adalah golongan antidepresan trisiklik dan terapi cognitive - behaviour. Bila digunakan sendiri - sendiri, terapi ini tidak terlalu membantu. Tetapi dengan kombinasi, kemungkinan keberhasilan lebih besar.
Banyak sakit kepala kronik disebabkan karena penggunaan obat sakit kepala yang berlebihan, maka penghentian obat harus dilakukan terlebih dahulu. Obat sakit kepala biasanya bisa langsung dihentikan, tetapi tetap harus dibicarakan dulu dengan dokter. Bila pasien memilih untuk menghentikan obat secara bertahap, maka penghentian harus selesai dalam waktu 3 hari atau kurang. Bila terlalu lama, pasien akan kehilangan keberanian. Setelah proses penghentian, pasien harus diberitahu kemungkinan adanya sakit kepala yang memburuk dalam beberapa hari ke depan. Analgesik jenis lain bisa digunakan sebagai alternatif untuk membantu proses penghentian. Sebagian besar pasien akan merasa lebih baik dalam waktu 2 minggu, meskipun gejala sakit kepala bisa terus berlangsung selama 16 minggu.
Terapi cognitive - behaviour termasuk teknik relaksasi dan pengurangan stress dilakukan untuk menangani sakit kepala. Pada pasien anak - anak dan dewasa muda, terapi ini merupakan pilihan utama.
Beberapa orang merasa lebih baik dengan pemberian 2 tetes minyak peppermint, eucalyptus, atau lavender ke dalam segelas air, kemudian air tersebut digunakan untuk mengompres dahi.
Tanaman lain digunakan sebagai teh atau sebagai suplemen untuk sakit kepala, misalnya feverfew, white willow bark, atau meadowsweet (mengandung bahan kimia yang ditemukan pada aspirin), St. John's wort (tanaman antidepresan), valerian (punya efek sedative dan anti spasmodik), dan ginkgo biloba (dapat meningkatkan aliran darah ke otak). Tetapi karena tidak ada data dari produk - produk ini, maka pengobatan jenis ini tidak direkomendasikan.
Walaupun pengobatan dapat menghilangkan nyeri kepala secara sementara, perubahan pola hidup merupakan cara terbaik untuk memerangi tension headache. Mengikuti jadwal tidur yang baik dan makan makanan dengan gizi seimbang adalah salah satu cara mudah yang bisa dilakukan.
Berolahraga secara teratur seperti berjalan, berenang, atau bersepeda bisa mengurangi frekuensi dan intensitas sakit kepala. Olahraga mengurangi stress, merelaksasi otot dan meningkatkan kadar beta - endorphin yang merupakan penghilang stress alami tubuh. Mengikuti kelas yoga, massage, dan stretching juga membantu mencegah tension headache. Bila sudah ada sakit kepala, olahraga bisa membantu menghilangkan sakit. Tapi dalam beberapa kasus, olahraga memperparah sakit kepala. Jadi sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mulai mengikuti kelas olahraga apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar